Sebagai ukuran rata-rata, Mean menyandang kelemahan seperti dikemukakan di bawah ini:
1) Karena Mean itu diperoleh atau berasal dari hasil perhitungan terhadap seluruh angka yang ada, maka-jika dibandingkan dengan ukuran rata-rata lainnya-perhitungannya relatif lebih sukar.
2) Dalam menghitung Mean, sangat diperlukan ketelitian dan kesabaran, lebih-lebih apabila kita dihadapkan kepada bilangan yang cukup besar, sedangkan kita tidak memiliki alat bantu perhitungan, seperti: mesin hitung, kalkulator, dan sebagainya
3) Sebagai salah satu ukuran rata-rata, Mean kadang-kadang sangat dipengaruhi oleh angka atau nilai ekstrimnya, sehingga hasil yang diperoleh kadang terlalu jauh dari kenyataan yang ada.
Contoh: Siswa “A” memiliki nilai rapor untuk lima macam bidang studi, masing-masing 6, 6, 6, 6, dan 6, sehingga Nilai Rata-rata Hitungnya = 30 : 5 = 6. Siswa “B” untuk kelima bidang studi yang sama, memperoleh nilai 10, 4, 3, 8, dan 5, sehingga Nilai Rata-ratanya juga = 30 : 5 = 6. Siswa “C” untuk kelima bidang studi tersebut memiliki nilai-nilai 10, 2, 2, 6, dan 10 yang berarti Nilai Rata-rata Hitungnya = 30 : 5 = 6.
Cantoh lain: “A” memiliki uang Rp 8 .000,-. “B” memiliki uang Rp 6.900, sedangkan “C” memiliki uang Rp 100,-. Jadi rata-rata tiap anak memiliki uang Rp 15.000; dibagi 3 = Rp 5.000; (terlalu menyimpang dari kenyataan yang ada).
Sumber:
Sudijono, Anas. 2010. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Hal.92.
Keyword terkait:
act average score, accounting average salary, asu average gpa
Leave a Reply