Penggunaan Analisis SWOT Dalam Perencanaan Kegiatan Ekstra Kulikuler Di Sekolah – AsikBelajar.Com. Ini adalah bagian pertama dari makalah dari judul di atas. Di bawah ini adalah bagian Pendahuluan tersebut…Negara Indonesia adalah negara yang sedang giat-giatnya melaksanakan pembangunan diberbagai bidang yang meliputi ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya dan pertahanan keamanan (ipoleksosbudhankam) serta berbagai aspek lainnya. Dalam melaksanakan roda pembangunan di atas diperlukan penggerak yang merupakan sosok yang tangguh serta memiliki kemampuan dalam berbagai bidang. Manusia merupakan figur sentral dalam melaksanakan pembangunan demi terwujudnya masyarakat madani yang lebih demokratis serta memiliki visi, transparansi, pandangan jauh ke depan (visioner) dan lebih berorientasi pada kepentingan umum dari kepentingan individu dalam lingkup yang lebih luas serta berorientasi pada kemajuan pembangunan bangsa yang merupakan tujuan pembangunan nasional.
Hal tersebut di atas, sesuai dengan tujuan pendidikan nasional kita, yakni: “…Perkembangan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.”(UU. Sisdiknas, 2003: 7)
Pendidikan ialah segala usaha orang dewasa dalam pergaulannya dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohaninya kearah kedewasaan (M. Ngalim Purwanto, 2000: 10). Bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa agar ia menjadi dewasa. Dewasa disini dimaksudkan adalah dapat bertanggung jawab terhadap diri sendiri secara biologis, psikologis, dan sosiologis (Hasbullah, 2005: 1).
Melihat pengertian pendidikan di atas, tampaklah banyaknya aspek yang harus dipakai melalui kegiatan pendidikan, baik yang sifatnya fisik, materil maupun mental spritual yang harus dimiliki oleh seorang anak didik. Dengan tujuan itulah diharapkan akan lahir dari dunia pendidikan suatu generasisasi dari warga negara yang bermanfaat bagi bangsa dan negaranya.
Untuk mencapai tujuan di atas tentu tidak mudah dan tidak bisa kalau hanya dilakukan di dalam kelas atau lingkungan sekolah saja selama jam pelajaran berlangsung. Justru dalam hal ini diperlukan pendidikan diluar jam pelajaran yang bersifat ekstra kurikuler untuk menambah pengetahuan, pengalaman wawasan, kemampuan, dan keterampilan siswa.
Otonomi daerah yang melahirkan otonomi pendidikan merupakan upaya untuk menjadikan lembaga pendidikan (sekolah) sebagai otonom yang memberikan layanan pendidikan kepada masyarakat yang bermutu sesuai kebutuhan masyarakat. Pemberian otonomi kepada sekolah berarti memberi kebebasan kepada kepala sekolah dalam membuat dan menentukan kebijakan. Artinya setiap kebijakan kepala sekolah untuk penyelenggaraan program pendidikan yang dibutuhkan (Ali Maksum & Luluk Yunan Rohendi, t.th.: 230).
Dalam rangka merealisasikan dan mengaktualisasikan pola desentralisasi dan manajemen pendidikan tersebut, maka wewenang pengelolaan sekolah langsung diserahkan kepada kepala sekolah untuk mengatur (to manage) strategis untuk menjalankan pendidikan yang efektif.
Dari penjelasan di atas menerangkan bahwa pentingnya ketepatan analisis seorang kepala sekolah sehingga nantinya tidak ada kendala dari masyarakat yang tidak menyetujui kebijakan/rencana yang telah dibuatnya, kebijakan mempunyai asal kata bijak yang artinya selalu menggunakan akal budinya (Encu Mulyasa, 2002: 3). Kebijakan/wisdom adalah suatu kearifan kepada bawahan atau masyarakat (Ali Imron, 1993: 12-13).
Perubahan dan pengembangan pendidikan pada tiap-tiap sekolah menempatkan kepala sekolah dalam posisi kepemimpinan yang penting.
Oleh karena itulah tulisan ini fokusnya pada kearifan kepala sekolah dalam mengeluarkan peraturan, sikap, keputusan, yang memperhatikan kearifan lokal lingkungan, dan memanfaatkan sumber daya yang ada untuk meningkatkan kualitas lembaga pendidikan yang dipimpinnya. Bila masyarakat mendukung tentu sekolah akan banyak mendapatkan keuntungan-keuntungan yang dapat membuat sekolah tersebut lebih maju dan berkualitas.
Kegiatan ekstra kurikuler adalah kegiatan yang diselenggarakan di luar jam pelajaran yang tercantum dalam susunan program sesuai dengan keadaan dan kebutuhan madrasah/sekolah. Dengan demikian berarti pendidikan diluar sekolah sangat penting dilaksanakan baik yang dilingkungan masyarakat maupun dalam lingkungan sekolah itu sendiri hal ini karena dapat menentukan keberhasilan pendidikan.
Kegiatan belajar ekstra kurikuler yang bisa dilakukan meliputi kegiatan muhadharah, kepramukaan, latihan keterampilan, olahraga, koperasi, usaha kesehatan sekolah (UKS), kesenian, musik, vokal grup (nasyid), PMR, pencak silat, serta pelatihan baca tulis al-qur’an. Kegiatan yang melibatkan sejumlah siswa dalam kegiatan-kegiatan ekstra kurikuler, tidak terlepas dari peran kepala sekolah dan dewan guru yang menempatkan siswa ke dalam suatu kegiatan yang sesuai dengan bakat minat siswa, selain itu dewan guru juga banyak peranan dalam kegiatan ekstra kurikuler salah satunya rela meluangkan waktunya untuk membina dan memberikan keterampilan kepada para siswa walaupun di luar jam pelajaran.
Sejumlah kegiatan belajar ekstra kurikuler yang dilaksanakan di sekolah, harus didukung oleh tersedianya berbagai sarana dan fasilitas yang diperlukan, adanya tenaga pembimbing yang mana sebelum kegiatan ekstra kurikuler di mulai dari kepala sekolah dalam membuat analisis yang matang dalam membuat sebuah perencanaan. Salah satu analisa yang bisa digunakan adalah analisis SWOT dalam menentukan suatu perencanaan yang matang.
Pada BAB II Pembahasan, terdiri dari:
- Pengertian Analisis SWOT (Analysis SWOT)…Klik Disini
- Tujuan Analisis SWOT…Klik Disini
- Prinsip Dalam Analisis SWOT…Klik Disini
- Penerapan Analisis SWOT dalam Kegiatan Ekstra Kurikuler…Klik Disini
- Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Analisis SWOT…Klik Disini
- Dampak Penerapan Analisis SWOT pada Kegiatan Ekstra Kurikuler…Klik Disini
- Pengertian Ekstra Kurikuler…Klik Disini
- Manfaat Kegiatan Ekstra Kurikuler Bagi Siswa…Klik Disini
PENUTUP
Analisis SWOT merupakan instrumen analisis perusahaan yang memadukan antara lingkungan internal dan lingkungan eksternal dikelola dengan baik yakni mengembangkan potensi yang ada serta mencari solusi terhadap ancaman yang dapat merugikan perusahaan, dalam perkembangan selanjutnya diadopsi dan dicoba untuk diaplikasikan keberbagai instansi, organisasi, bahkan lembaga pendidikan.
SWOT merupakan gabungan dua faktor yang menjadi subjek analisis eksternal dan internal, faktor internal terdiri dari kekuatan dan kelemahan. Dalam penerapan analisis SWOT menjadi dua faktor yaitu, faktor internal (pendidikan kepala sekolah, pengalaman kepala sekolah, sikap/gaya kepemimpinan kepala sekolah, motivasi kepala sekolah, dan waktu/kesempatan kepala sekolah). Kedua faktor internal dan eksternal tersebut juga dikenal dengan istilah lingkungan internal dan lingkungan eksternal. Faktor lingkungan memberikan dampak yang cukup besar dalam setiap kinerja manajemen.
Kepala sekolah dalam penerapan analisis SWOT nya menginginkan kegiatan ekstra kurikulernya, terprogram, terlaksana, dicintai dan dirindukan oleh semua orang termasuk siswa-siswi, maka dalam penggalian faktor kekuatan, kelemahan yang dimiliki dan peluang dan tantangan yang dihadapi, disusun pola dasar penyusunan rencana kegiatan ekstra kurikuler.
DAFTAR PUSTAKA
- Arikanto, Suhartini, 1990, Organisasi dan Administrasi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, Jakarta, CV. Rajawali, Cet. Ke-1
- Daradjat, Zakiah, dkk, 1996, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Jakarta, Bumi Aksara, Cet. Ke-1
- Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1990, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka
- Faisal, Sanapiah, dan Abdillah Hanafi, t.th., Pendidikan Non Formal, Surabaya, Usaha Nasional
- Hasbullah, 2005, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, Cet. Ke-4
- Imron, Ali, 1993, Kebijakan Pendidikan di Indonesia, Proses, Produk, dan Masa Depannya,. Jakarta, Bumi Aksara
- Jatmiko, RD., 2003, Managemen Strategik, Malang, UMM Press
- James H, Lipham, et.al., 1960, The Principalehips Concepts, Competencies, and Cases, Longman, Broadway New York
- Joseph L.,Massie, 1973, Esensial of manajement, prentice. Hall of india private limited, New Delhi
- Maksum, Ali, & Luluk Yunan Rohendi, t.th, Paradigma Pendidikan Universal di Era Modern dan Post Modern, Mencari Visi Baru Atas Realitas Pendidikan.
- Mulyasa, Encu, 2002, Manajemen Berbasis Sekolah Konsep Strategi dan Implementasi, Bandung, PT. Remaja Roskarya
- Nasution, S., 1993, Pengembangan Kurikulum, Bandung, PT. Citra Aditia Bakti, Cet. Ke- 5
- _______,1995, Asas-asas Kurikulum, Jakarta, Bumi Aksara, Cet. Ke-2
- Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19, Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan
- Pro LH Kalimantan, BAPEDA, PROLINK – HRD, 1996, Bahan Pelatihan Manager pelatihan, Denpasar
- Poerwanto, M.Ngalim, 2000, Ilmu Pendidikan dan Praktis, Bandung, Remaja Roeda Karya, Cet. Ke-12
- Soetopo, Hendyat, dan Wasty Soemanto, 1982, Pengantar Operasional Administrasi Pendidikan, Surabaya, Usaha Nasional
- Siagian, Sondang P., 1998, Manajemen Stratejik, Jakarta, Bumi Aksara, Cet. Ke-2
- _______, 2000, Analisis Serta Perumusan Kebijaksanaan dan Strategi Organaisasi, Jakarta, Bumi Aksara
- Undang-undang RI No.20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), Bandung, Citra Umbara
- Wojowasito, S., dan WJS, 1980, Kamus Lengkap Inggris-Indonesia, Indonesia-Inggris, Bandung, Hasta, Cet. Ke-16
- Wahyudi, Agustinus Sri, 1996, Manajemen Strategik, t.t. Binarupa Aksara.
Leave a Reply